sumber :
www.kapanlagi.com
Indra memang sudah terjun
ke dunia musik sejak kecil. Karirnya diawali dengan bermain keyboard bersama
ayahnya saat ia masih berusia 10 tahun. Dan tak lama setelah itu ia kembali
bermain bersama Benny Likumahuwa, dan Broery Marantika dalam sebuah konser jazz
di Jakarta.
Tanggal 3 Januari lalu,
ia bertemu dengan Dennis Junio, seorang pemain saxophone muda berbakat. Jika
kamu sering menonton konser BLP, anda pasti tidak asing lagi dengannya. Dennis
adalah musisi jazz termuda dalam festival jazz Taiwan, dan kini ia tercatat
sebagai salah seorang personil BLP.
"Aku punya ide untuk
menulis lagu dan berduet dengan setiap teman yang datang, berkunjung, dan
tinggal di rumah baruku di Bali," kata Indra. Ia memang memiliki rumah baru
di Sanur, Bali. "Ini yang pertama, Morning Rain. Ditulis dan dimainkan
oleh Indra Lesmana dan Dennis Junio," sambungnya kemudian.
Sama seperti Indra,
Dennis juga sering terlibat proyek dengan para musisi besar seperti Maliq &
D'Essentials. Di usianya yang masih belia, ia sudah mengharumkan nama bangsa
sampai ke negeri orang. Alat musik ketiga setelah piano dan biola yang
dipelajarinya ini telah membawanya bertemu dengan musisi-musisi hebat.
Sedangkan Indra Lesmana
sendiri pernah mendapatkan beasiswa penuh untuk bersekolah di New South Wales
Conservatory School of Music. Bahkan kementrian luar negeri Australia
memberikan izin menetap bagi Indra dan keluarganya. Adalah Roger Frampton, Don
Burrows, dan Paul Mc Namara yang telah mengajarkan banyak hal pada Indra selama
ia menetap di Aussie.
Sebelum pindah ke Bali,
tampak beberapa kali Indra tampil dalam acara Mostly Jazz di Red White Lounge,
Kemang. Suatu ketika di tempat yang sama, ia bermain dengan konsep big band
bersama Benny dan Barry Likumahua, Dewa Budjana, dan beberpa artis jazz lain
dalam Tribute to Jack Lesmana. Membawakan lagu High Fly secara jamming dengan
durasi 11 menit membuat penonton merasa berada di sebuah tempat di Prancis.